Pages

Sabtu, 09 April 2011

Kekuatan Sebuah Cerita

Pernah mendengar nama Jacob Grimm?, jika belum, pernahkan mendengar cerita Putri Salju?..
Nah Jacob Grimm adalah pengarang cerita Putri Salju.
Ia menuliskan cerita Putri Salju, 18 tahun setelah operasi. Jacob harus menjalani operasi pengangkatan tumor tanpa mengunakan anatesi!, untuk mengalihkan proses operasi itu (yang tentu saja sakit sekali) Jacob didongengi cerita yang membuatnya tidak merasa kesakitan.
Kisah Jacob ini tertulis di buku 101 Kisah yang Memberdayakan, karya George W Burns, seorang pakar psikoterapi.

Saya sendiri mempunyai pengalaman tentang kekuatan sebuah cerita. Saya dahulu sangat takut dengan patung bungkus rokok  yang besarnya seperti raksasa (begitulah saat itu saya membayangkan raksasa) yg ada di perempatan jalan menuju rumah saya. Patung itu sebenarnya iklan rokok, namun karena eyang selalu menceritakan bahwa keadaan neraka seperti patung itu, siapa saja yang tidak menurut pada orang tua maka akan dimasukkan ke dalam patung tersebut, yang di dalamnya terdapat api yg sangat panas..hickz..sungguh menakutkan bagi anak seusia saya saat itu (usia 6 tahun). Dan cerita eyang itu terus terngiang hingga saya duduk di kelas 4 SD, dimana saya mengetahui bahwa neraka itu tidak seperti yang digambarkan eyang.

Cerita mempunyai kekuatan dahsyat yang mampu memberi inspirasi, menumbuhkan pemikiran, membentuk disiplin dan mampu menyembuhkan.
Cerita juga mampu mendobrak sempitnya pemikiran yang kadang kita alami dengan cara melihat masalah dari berbagai sudut, dengan berbagai perspektif.

Seringkali kita menganggap cerita adalah hal yang sepele, namun sebenarnya tidak bagi anak-anak (khususnya). Cerita mampu memainkan imajinasi anak dan cerita adalah sesuatu yang menghibur sekaligus bertabur hikmah.
Jangan segan untuk bercerita pada anak-anak, pilih cerita yang memotivasi dan disampaikan dengan ekspresif. Ajak anak berinteraksi dalam cerita tersebut, sehingga anak tak hanya mendengar saja.
Saat didongengi orangtua adalah saat indah bagi anak-anak, karena menurut pengalaman saya, ada kedekatan antara pencerita dan pendengarnya.
Hingga diusia kepala tiga, saya masih mengingat gaya (almh) mama saya bercerita, isi cerita dan pesan yang beliau sampaikan di akhir cerita. Ini adalah fakta betapa cerita mampu melekat erat di memori seorang anak hingga puluhan tahun kemudian.Dan bayangkan jika cerita itu adalah cerita yang mampu membangun kepercayaan diri, cerita yang membuat anak nyaman dengan lingungan sosialnya. Maka dengan cerita kita bisa menanamkan nilai-nilai positif bagi tumbuh kembang seseorang.

Mari bercerita :)

Wallahu'alam

4 komentar:

  1. Aku sering cerita soal horor-an sama adekku
    tujuannya biar dia ketakutan
    biar aku kliatan superior gitu lho mbak
    (padahal sebenernya juga takut)
    hehe

    BalasHapus
  2. operasi tanpa anetasi???? *pengsan*

    BalasHapus