Pages

Kamis, 14 April 2011

Belajar Bersama Media

Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk bisa belajar, untuk bisa lebih banyak tahu. Salah satunya belajar melalui media. Media apa?..tentu banyak ragamnya, bisa buku, televisi, film, game di komputer
Menurut pengalaman saya, media sangat ampuh dan potensial digunakan untuk belajar. Saya pernah membuat percobaan kecil belajar menggunakan media internet dan belajar dengan media buku seperti cara konvensional (anak membaca dan menghafalnya).
Salah seorang murid saya ajarkan bahasa inggris dengan cara membaca buku dan mengingat beberapa kosa kata, lalu pada pertemuan berikutnya dia saya ajarkan bahasa inggris dengan cara membaca sebuah cerita lalu mencatat kosa kata yang tak diketahui artinya dan saya minta dia menggunakan google translate untuk menerjemahkannya. Dan ternyata sang murid lebih nyaman dan lebih senang belajar dengan menggunakan internet (terbukti lebih banyak kosa kata yang diingatnya saat belajar dengan internet, daripada hanya menghafal dari buku).

Selasa, 12 April 2011

REG SPASI

"Ketik reg spasi....kirim ke....", iklan layanan SMS ini sering terdengar di televisi. Bentuk promosi yang lahir seiring perkembangan tehnologi mobilephone (handphone) ini tampak sangat meningkat pesat.
Promosi yang ditawarkan "reg spasi" ini beragam, dari info artis, kontak jodoh, tips percintaan, ramalan bintang, ramalan primbon dll.

Mekanisme layanan SMS semacam ini  ada yang harus mendaftar dahulu dalam bentuk reg spasi dan ada pula yang tak perlu mendaftar dahulu, seperti halnya pengiriman SMS untuk mendukung peserta ajang pencarian bakat.

Bentuk promosi dengan menggunakan SMS ini dimediatori oleh  penyedia jasa (gateway/content provider).  Penyedia jasa ini membuat nomer premium empat digit. Ke nomer inilah konsumen mengirimkan SMS, dan pulsa yang digunakan bukan pulsa seperti halnya kita mengirim SMS pada lazimnya. Pulsa untuk mengirim SMS ini minimal dua ribu rupiah atau bisa lebih mahal lagi.

Senin, 11 April 2011

Tayangan Mistis

Masyarakat kita sebenarnya masih sangat lekat dengan budaya mistis. Dalam keseharian, kita dapat menjumpai nuansa mistik di berbagai kesempatan. Lihatlah, masih banyak wanita hamil yang membawa gunting kecil, bawang putih, benang warna warni dll. Semua benda itu adalah simbol penolak bala. Diharapkan dengan membawa benda-benda tersebut, maka si pemegangnya akan selamat dari "serangan" setan yang jahat (mana ada setan yang baik?)

Sedari kecil kita sudah disuguhi cerita-cerita dan legenda-legenda yang berbau mistik, cerita tentang Joko Tarub misalnya, atau legenda Danau Toba dan Sangkuriang contohnya.
Jasa perdukunan pun bukan sesuatu yang tabu di negeri ini, tanpa sungkan mereka beriklan di berbagai media, dengan tujuan agar orang berbondong-bondong mengunakan kepiawaian sang dukun yang (katanya) mampu "bernegosiasi" dengan mahluk ghaib supaya segala keinginan si klien terpenuhi.
Namun anehnya, banyak pengguna jasa perdukunan yang tak ingin diketahui jika dia menjadi klien sang dukun. Ini menunjukkan kondisi sebagian masyarakat yang masih menggunakan double standart.

Sabtu, 09 April 2011

Kekuatan Sebuah Cerita

Pernah mendengar nama Jacob Grimm?, jika belum, pernahkan mendengar cerita Putri Salju?..
Nah Jacob Grimm adalah pengarang cerita Putri Salju.
Ia menuliskan cerita Putri Salju, 18 tahun setelah operasi. Jacob harus menjalani operasi pengangkatan tumor tanpa mengunakan anatesi!, untuk mengalihkan proses operasi itu (yang tentu saja sakit sekali) Jacob didongengi cerita yang membuatnya tidak merasa kesakitan.
Kisah Jacob ini tertulis di buku 101 Kisah yang Memberdayakan, karya George W Burns, seorang pakar psikoterapi.

Saya sendiri mempunyai pengalaman tentang kekuatan sebuah cerita. Saya dahulu sangat takut dengan patung bungkus rokok  yang besarnya seperti raksasa (begitulah saat itu saya membayangkan raksasa) yg ada di perempatan jalan menuju rumah saya. Patung itu sebenarnya iklan rokok, namun karena eyang selalu menceritakan bahwa keadaan neraka seperti patung itu, siapa saja yang tidak menurut pada orang tua maka akan dimasukkan ke dalam patung tersebut, yang di dalamnya terdapat api yg sangat panas..hickz..sungguh menakutkan bagi anak seusia saya saat itu (usia 6 tahun). Dan cerita eyang itu terus terngiang hingga saya duduk di kelas 4 SD, dimana saya mengetahui bahwa neraka itu tidak seperti yang digambarkan eyang.

Jumat, 08 April 2011

Majalah Kaum Muda dan Narsisisme

Saat ini kita banyak dibanjiri oleh media cetak yang mengusung spesifikasi tertentu. Ada majalah otomotif yang mengulas hal-hal yang berhubungan dengan kendaraan, ada majalah tentang ibu dan anak, yang membahas tentang tumbuh kembang anak dan peranan orang tua, dan masih banyak lagi majalah-majalah yang secara khusus mengulas sesuatu.

Kaum muda adalah sasaran empuk pebisnis di bidang media, maka berlomba-lombalah mereka meluncurkan media yang ditujukan untuk kaum muda.
Semua majalah itu sama dan sebangun dengan majalah remaja pendahulunya. Tampilan majalahnya dibuat semenarik mungkin, halaman-halamannya dihiasi banyak gambar dengan warna ceria.
Tema utama majalah remaja (katanya) adalah cara-cara meningkatkan potensi diri dan cara mengekspresikannya.