Pages

Jumat, 06 Mei 2011

Jebakan Media Sosial Di Internet

Pagi hari ini saya dapat "Sarapan" yang sungguh "Bergizi" dari seorang teman di dunia maya.
Beliau menulis tentang "Kebohongan Indah atau Kebenaran Tolol?".
Ada sebaris kalimat yang membuat saya tercenung.
"JEBAKAN dari dunia SOCIAL MEDIA di internet, bila tidak berhati-hati meladeni keinginan untuk "EXIST' dan terlihat "HEBAT".
Seberapa sering membuat note, status, comment, wall post, lalu setelahnya berharap akan ada jempol yang singgah.


Bagai disentil di telinga, saya sebagai pengguna internet dengan segala fiturnya merasa pernah melakukan hal tersebut.  Hampir 24 jam saya mengonlinekan internet baik dari laptop atau dari HP.  Sebentar-sentar saya melihat internet untuk mencari artikel dan info, melihat e-mail atau melihat facebook dan twitter.
Memang jejaring sosial yang tersedia di internet kadang memancing kita untuk "minta perhatian" orang lain.
Jujur, saat awal tergabung dalam jejaring sosial saya pernah menulis status dengan harapan dapat komen (biasa..masih norak)

Pernah juga menulis di note dengan "dibubuhi"percikan kesombongan.
Namun semuanya itu memberi pelajaran pada saya, bahwa menulis dengan harapan mendapat banyak komen hanya akan membuat kita sibuk berpikir nulis apa ya besok???. padahal inti dari suatu tulisan kan memberi informasi. Syukurlah saya sadar bahwa perbuataan tersebut sama saja dengan membodohkan diri sendiri.
Insya Allah saya bukan keledai yang terperosok dalam lubang yang sama. Hal tersebut tidak akan terulang lagi.

Saya adalah tipe orang yang lebih suka menggunankan bahasa tulisan untuk mengkomunikasi sesuatu yang terasa  sulit untuk diungkapkan dengan lisan. Maka, bahasa tulisan saya yang terpublish di dunia maya adalah sarana efektif untuk menyampaikan apa yang tak tersampaikan oleh lidah.
Sempat diprotes oleh teman kenapa saya sering sekali update status?
Menurut saya tak mengapa mau menulis status di jejaring sosial sesering yang kita inginkan.
Asal tidak memprovokasi dan tulisan itu bermanfaat bagi pembacanya, silahkan saja.

Saya sudah merasakan pahitnya efek berselancar di internet. (dan saya tidak kapok, karena itu saya anggap sebagai resiko. Bukankah setiap perbuatan selalu mengandung resiko?)
Saya telah merasakan tidak tidur selama 2 hari karena sibuk mengotak-atik blog, dimarahi (Almh) mama karena jadi kurang istirahat disebabkan keasyikan online, di maki-maki perempuan (yang tak kukenal) yang merasa saya telah memikat pujaan hatinya dengan tulisan saya, dikirimi foto bugil seseorang, diajak chat porno, dan yang paling sering adalah dituduh online terus sampai lupa waktu karena hanya ingin cekakak-cekikik dengan orang-orang dari dunia maya. *sebel deh*
Tuduhan itu sempat membuat saya mundur sejenak dari dunia maya, namun akhirnya saya pikir itu bukan solusi tepat. Solusi tepat untuk membungkam segala tuduhan itu adalah dengan memberikan bukti.
Bukti bahwa kita tidak hanya bermain-main dgn FB-an dan internetan seharian, bukti bahwa kita tidak hanya ketawa-ketiwi di internet.
Butkikan bahwa kita bisa menebar manfaat bagi orang banyak melalui internet, bisa bertambah baik karena internet.

Tentu saja karena internet adalah tempat dimana orang lain bisa mengaksesnya, maka yang kita posting adalah sesuatu yang bisa dibaca, didengar maupun dilihat orang lain, maka HARAM bagi saya "berkelahi" di dunia maya. Saya juga tak akan mempublish hal-hal  yang saya anggap privat. Bagaimana dengan curhat?. Beberapakali status saya adalah status curhat, namun tentu saja saya tak menuliskannya dengan detail.

Dimanapun kita berada maka setan akan selalu menyertai...jika anda pengguna aktif  internet, maka setannya pun menjelma dalam bentuk pengaruh-pengaruh buruk dalam berinternet, entah itu terlena karena asyik chatting hingga melupakan hal yang harusnya dikerjakan (saya pernah lupa sholat ashar, gara2 asyik chat di YM), membuka situs yang tidak membaikkan, melihat sesuatu yang tidak halal untuk dilihat, pamer, bohong, memprovokasi, memata-matai, menteror atau apapun bentuk-bentuk negatif dalam berselancar di dunia maya.

Karena saya sudah merasakan pahit manisnya berinternet, maka mohon untuk tidak menghakimi orang yang kerjanya  online terus.
Saat kita melihat orang yang gemar mendandani motornya hingga menghabiskan sekian puluh juta rupiah, maka kita akan berpikir Nih orang kenapa sih buang-buang uang untuk sesuatu yang tak berguna"
Ya kita berpikir hal tersebut tak berguna, tapi tidak dengan orang yang punya hobi memodifikasi motor, hal tersebut adalah kepuasan.
Begitu pula dengan orang yang online terus,  yang senang menulis lalu mempublishnya di internet sebagai bentuk kesombongan, pamer, ingin dipuji atau label negatif lainnya.
Bagi orang yang gemar menulis, lalu tulisan tersebut dibaca orang adalah suatu kepuasan.
Yang bisa kita lakukan adalah AMBILLAH YANG BAIK TANPA PRASANGKA BURUK.
Bukan kapasitas kita untuk menilai orang tersebut sombong, pamer ilmu, lebay, sok dan lain-lain.
Menurut saya justru dengan berpikir seperti itu kita sudah terjebak dalam berburuk sangka. (dan setanpun bertepuk tangan, sukses menjalankan misinya)

Besar harap saya semoga kita dapat dengan bijak menggunakan tehnologi internet.
Jangan sampai kita terjebak dengan internet yang bisa-bisa membuat hidup kita tak nyaman.
Jika diawali dengan niat baik dan disertai dengan ilmu lalu dikawal dengan pemahaman agama yang baik, maka Insya Allah internet dengaan segala isinya adalah sarana yang tepat untuk mencerdaskan diri dan menebar manfaat

Wallahu'alam

2 komentar:

  1. Hmmm mantap Nov... Saya setuju banget tentang apa yang dikau ceritakan.

    TERUSLAH BERKARYA TAPI JANGAN SAMPAI LUPA SHOLAT YA...

    BalasHapus
  2. sekedar saran Nov.. janganlah kamu sampai memiliki BB, itu akan membuatmu makin keranjingan.. ntar "notification" entar lagi "notification"..(begituuu terus) engkau akan slalu disibukkan dengan hal-hal yang mubazir karena BB akan diam apabila sudah di OFF kan... aku masih ingat status teman di FB yg mengatakan "punya BB salah, gak punya BB salah" he he

    BalasHapus