Pages

Selasa, 08 Maret 2011

Infotainmen Atau Gosip?

Acara infotainmen di televisi diawali oleh Kabar-kabari di stasiun RCTI pada penghujung tahun 1990-an, setelah tayangan itu sukses maka bermunculanlah para pengikutnya. Latah, hampir semua stasiun televisi menayangkan acara serupa dengan berbagai judul.

Menurut Wikipedia Infotainmen berarti : Berita ringan yang menghibur.
Infotainment di Indonesia identik dengan acara televisi yang menyajikan berita selebritis dan memiliki ciri khas penyampaian yang unik. (entah dimana khasnya?..apakah di isi beritanya atau cara penyajiannya)

Jika kita cermati, isi dari infotainmen tak lebih dari hal-hal yang remeh.
Misalnya apa isi dompet si artis, apa makanan kegemarannya, berapa banyak sepatu yang dikoleksinya, mengapa suka boneka sapi, bahkan saat sang artis potong rambut pun di liput dan ditayangkan di televisi.
Hal-hal seperti tersebut diatas sebenarnya sangat tidak penting artinya bagi kita, manfaat apa yang bisa kita ambil dari melihat isi dompet artis?.

Media kita kini sedang dijejali dengan isi yang membodohi dan tidak mengkondisikan konsumennya untuk mengasah otak . Hal ini diperparah dengan munculnya infotainmen sebagai salah satu isi media, salah satu tayangan yang mengarahkan pemirsanya untuk berpikir hal-hal yang remah dan dangkal.
Belum lagi tayangan infotainmen yang banyak memasuki wilayah pribadi artis yang sesungguhnya tak layak untuk diumbar pada khalayak.
"Lho kan artis milik publik?". mungkin begitu pertanyaan yang akan terlontar jika disinggung tentang keberatan penayangan tersebut.
Prinsip jurnalistik "Name makes news", membuat para pemburu berita berusaha "menelanjangi" artis, semakin sedikit yang tertutupi semakin bagus. Hal ini memunculkan masalah etika yang berdampak pada tergerusnya etika kita bermasyarakat.


Jika hanya hal-hal yang remeh yang kita lihat dan dengar, maka memori kita pun hanya diarahkan untuk berpikir yang remeh dan dangkal saja.
Akhirnya wajar jika isi pembicaraan kita hanya tentang artis-srtis itu dan seputar gosip-gosipnya. Kita kehilangan kedalaman, perenungan dan hal-hal bermanfaat, karena kita telah terbuai dengan hal-hal yang remeh.

Pilihan ada di tangan kita, kitalah yang harus selektif menentukan media yang kita konsumsi.
Jangan sampai media yang kita konsumsi hanya akan membuat kita bodoh dan bebal.
Mari dari sekarang kita cerdas menentukan media yang kita konsumsi.


Wallahu'alam

14 komentar:

  1. di inpotainmen ada artis yang ditelanjangi...? *kedip-kedip

    BalasHapus
  2. keduax dolo....
    gak suka nonton infotaimen, tapi suka posting gosip2 yang gituan.... #wkakakaka....

    BalasHapus
  3. ( Penasaran... artis siapa yang telanjang Prof ? )
    Infotainment, Gosip, Hotnews dan sebagainya adalah kreatifitas yang kebablasan yg kadang melanggar batas. Batas Norma, batas aturan dan kadang Batasan harga diri / Batasan Ruang Pribadi.

    Penikmat Infotainment adalah Orang-orang yang suka Ngrumpi, Ngegosip pingin tau rahasia orang dan Tukang intip.

    BalasHapus
  4. Publik figur memang selalu menjadi sorotan, ingat kan tragedi percerain manohara dengan pangeran kring kerontang.xixixixii?

    Namun demikian mba mano,hal tersebut dengan tujuan mendobrak rating yang tinggi untung gede.Untuk tujuan yang baik biasanya nomor ke seribu. Terlepas dari bermanfaat atau tidak, seperti itulah kenyatannya. Makanya matikan TV saja, lantas ngeblog.xixixixi

    BalasHapus
  5. Enakan inpotainment blogger ah :)

    BalasHapus
  6. Aku selalu nonton infotainment lho mbak
    untuk mengetahui perkembangan karir ke artisanku
    semakin artis sering diberitakan
    merupakan indikator kepopuleran artis tersebut
    enggak pernah disambangin infotainment
    menunjukkan betapa merananya si artis itu
    jadi infotainment itu pentingggg banget buat artis
    kalo buat orang lain...sebodo amat...

    BalasHapus
  7. ngga pernah nonton inpoteinmen...mending nonton opeje...atau peppy the explorer...hehehe

    BalasHapus
  8. aq selalu tau dr hubbyku dulu ttg gosip artis.....hehehhehe

    BalasHapus
  9. Prinsip media itukan mencari yang negatif, makanya hidup matinya acara ini kan ditentukan oleh gosip dan penyebaran aib orang lain (yang negatif) ...

    BalasHapus
  10. infotainmen ya gosip... gosip ya infotainmen... podo ae... tapi justru disitulah nilai 'jualnya'.., tergantung yang menggantung... kita mu beli gaa... hehehe...

    BalasHapus
  11. berkunjung ke blog tante,,lama gak pernah nongol te :D

    BalasHapus
  12. Sangat sepakat dengan isi tulisan ini.

    Kita memang dituntut untuk selektif memilih apa yang kita konsumsi (baik dalam menentukan pola makan maupun pola pikir) karena media kita melepaskan tanggungjawab mereka atau kesempatan mereka untuk menjadi media yang bertanggungjawab dan edukatif. Nampaknya ini ekses dari demokrasi ya? Kebebasan dan keterbukaan tanpa filter memang melahirkan dilema. Di satu sisi dapat meningkatkan kegairahan untuk berkreasi, di sisi yang lain, kreativitas tanpa dibarengi etika dan tanggungjawab sosial justru dapat merusak nilai-nilai budaya dan norma-norma sosial yang positif dalam masyarakat.

    Entri yang keren. Salam kenal, dan thanks untuk ulasannya.

    BalasHapus
  13. salam...sama-sama kita muhasabah diri...

    BalasHapus